Setiap sore,
Sering ku lewati gundukan tanah
berkepala nisan
Terpaku di pesimpangan jalan
Mereka,
berbaris rapih bagai pasukan
yang hendak perang
Pikirku menerawang,
Suatu hari kau akan berada di
dalam sana
Ikut berbaris diantara mereka
Kau terlihat sama
Hanya namamu yang berbeda
Siap kah mengisi rumah abadimu
?
Sedang kau masih terhanyut
dalam duniamu
Apa yang kau bawa kelak ?
Hanya kain putih tanpa akhlak ?
Rumah mu nanti hanya sepetak
Masih ingin merasa congkak ?
Hanya Tuhanmu yang dapat
berkehendak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar