Viewers

Sabtu, 11 Februari 2017

Rumah Abadi

Setiap sore,
Sering ku lewati gundukan tanah berkepala nisan
Terpaku di pesimpangan jalan

Mereka,
berbaris rapih bagai pasukan yang hendak perang

Pikirku menerawang,
Suatu hari kau akan berada di dalam sana
Ikut berbaris diantara mereka

Kau terlihat sama
Hanya namamu yang berbeda

Siap kah mengisi rumah abadimu ?
Sedang kau masih terhanyut dalam duniamu

Apa yang kau bawa kelak ?
Hanya kain putih tanpa akhlak ?
Rumah mu nanti hanya sepetak
Masih ingin merasa congkak ?
Hanya Tuhanmu yang dapat berkehendak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar