Penulis : Oscar Wilde
Bahasa
:
Inggris
Penyunting
: Nina Andiana
Penerbit
: Gramedia
Pustaka Utama
Kota
Terbit : Jakarta
Tebal
buku : 136 halaman; 18 cm
Jenis
:
Fiksi
ISBN
:
9786020335636
The Happy Prince and Other Tales merupakan kumpulan
cerpen yang dibuat oleh Oscar Wilde dan dipublikasikan pertama kali pada bulan
Mei 1888. Di
dalam buku ini ada lima cerpen yaitu The Happy Prince, The Nightingale and the
Rose, The Selfish Giant, The Devoted Friend, and The Remarkable Rocket.
Aku
akan mereview ceritanya satu persatu. Cerita yang pertama yaitu The Happy
Prince, sesuai dengan judulnya. Btw, cerita ini sangat menyentuh hatiku
:") selama baca ceritanya, gak kerasa netesin air mata. Entahlah, begitu
banyak pesan yang tersirat didalamnya.
Ohiya fyi nih, buku ini berbahasa
Inggris. Sengaja beli biar sekalian melatih bahasa Inggrisku hehe.
REVIEW STORY :
The Happy Prince menceritakan sebuah
patung Pangeran Bahagia dan seekor Burung Layang yang ditinggal teman-temannya
saat pergi ke Mesir. Dahulu, Pangeran Bahagia hidup dalam sebuah istana
berdinding tinggi. Ia tak pernah tahu keadaan diluar sana. Ia hanya
menghabiskan waktu di taman istana dengan teman-temannya. Pangeran Bahagia,
itulah julukan yang diberikan padanya. Hidupnya selalu diberikan kebahagiaan.
Waktu pun berlalu, Pangeran Bahagia
pun meninggal dunia. Ia diabadikan menjadi sebuah patung yang sangat tinggi
dikotanya. Patung Pangeran Bahagia terbuat dari lapisan emas murni, matanya
dari batu safir, gagang pedangnya diberi sebuah batu merah delima namun hatinya
terbuat dari timah.
Suatu
malam, ada seekor Burung Layang yang berteduh dibawah kakinya. Pada malam itu
juga patung Pangeran Bahagia meneteskan air mata. Burung Layang pun
menyadarinya dan berbicara padanya. Pangeran Bahagia pun menceritakan keburukan
dan penderitaan kotanya.
Ia menceritakan disebuah gang kecil
ada sebuah rumah kumuh yang didalamnya terdapat seorang penjahit wanita dan
anak laki-lakinya yang sedang sakit. Anak itu menginginkan buah jeruk namun
Ibunya tak memiliki apapun untuk diberikan padanya.
Kemudian sang Pangeran meminta Burung
Layang mengambil batu merah delima yang berada di gagang pedangnya. Awalnya
Burung Layang itu menolak, namun Pangeran terus membujuknya dan ia pun akhirnya
memenuhi perintahnya.
Burung Layang mengambil batu merah
delima itu dan segera terbang ke rumah kumuh untuk memberikan batu merah
delimanya pada penjahit wanita.
Burung
Layang kembali pada Pangeran Bahagia dan pamit pergi ke Mesir untuk menyusul
teman-temannya. Namun Pangeran Bahagia menahannya dan meminta dirinya untuk
tinggal satu hari lagi dengannya. Burung Layang pun menuruti permintaanya.
Pangeran Bahagia bercerita bahwa
diseberang kota sana ada sebuah loteng dan didalamnya terdapat seorang pemuda
tertidur dengan ditutupi kertas dan disampingnya ada seikat bunga violet layu.
Ia sedang menyelesaikan skenario sebuah teater. Pemuda itu terlihat sangat
lelah.
Pangeran Bahagia meminta Burung Layang
untuk mencopot salah satu matanya. Burung Layang pun mentaati permintaannya. Ia
mencopot salah satu mata Pangeran Bahagia yang terbuat dari batu safir. Lalu
Burung Layang pergi ke loteng anak muda itu dan meletakkan batu safir itu di
atas bunga violet layunya.
Pemuda itu pun
terbangun dan terkejut melihatnya. Ia menganggap batu itu dari seorang
penggemar rahasianya dan merasa sangat dihargai. Ia pun menjadi semangat untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Kemudian Burung Layang pamit kembali
untuk pergi ke Mesir dan Pangeran Bahagia pun memintanya untuk tinggal sehari
lagi. Burung Layang mematuhinya. Lalu Pangeran Bahagia bercerita bahwa ada
seorang gadis kecil yang berjualan korek api di alun-alun kota. Namun semua
korek apinya terjatuh ke dalam selokan. Gadis itu pun menangis karena jika ia
tak membawa uang ke rumahnya, Ayahnya akan memukulnya. Pangeran Bahagia meminta
Burung Layang untuk mencopot matanya lagi agar dapat diberikan pada gadis kecil
itu. Burung Layang menolaknya. Jika ia melakukan itu, Pangeran Bahagia akan
menjadi buta. Pangeran bahagia terus meminta Burung Layang melakukannya. Burung
Layang pun mentaatinya. Ia mencopot mata Pangeran Bahagia dan terbang melesat
ke gadis kecil itu dan meletakkan batu safir itu pada telapak tangannya. Gadis
kecil itu pun terlihat bahagia dan pulang ke rumahnya.
Burung Layang kembali pada Pangeran
Bahagia. Sang Pangeran bertanya padanya tentang kepergiannya ke Mesir. Pangeran
telah mengizinkannya pergi namun Burung Layang menolaknya karena Pangeran
Bahagia telah buta dan ia akan tetap menemaninya. Burung Layang menceritakan
apa yang ia lihat selama terbang jauh. Cerita-ceritanya sangat mengagumkan.
Mendengar cerita Burung Layang, Pangeran Bahagia menyuruhnya untuk mengelilingi
kota agar ia dapat melihat apa yang terjadi di kota itu. Burung Layang pun
mengikuti perintahnya. Ia terbang mengelilingi kota dan melihat keadaan kota
itu dari kejauhan.
Saat ia terbang,
ia melihat dua anak laki-laki sedang terbaring di bawah jembatan. Mereka saling
berdekapan agar tetap hangat. Mereka tampak kelaparan. Kemudian ada seorang
penjaga mengusir mereka.
Burung Layang kembali pada Pangeran
Bahagia dan menceritakan apa yang telah ia lihat. Kemudian Pangeran Bahagia
memintanya agar memberikan balutan emas murni yang melapisi dirinya. Burung
Layang pun melaksanakannya dan memberikan emas murni itu pada anak-anak kecil
yang kelaparan. Anak-anak itu pun bahagia karena dapat membeli sebuah makanan.
Musim dingin tiba. Burung Layang
merasa sangat kedinginan. Ia mencoba menghangatkan dirinya dalam rempah-rempah
yang ia ambil dari rumah seorang tukang roti. Burung Layang terbang ke pundak
Pangeran Bahagia dan berkata bahwa ia akan segera pergi. Pangeran Bahagia pun
senang karena Burung Layang akan pergi ke Mesir. Tetapi kepergian yang dimaksud
Burung Layang bukanlah ke Mesir melainkan ia akan pergi untuk selama-lamanya.
Burung Layang meminta izin Pangeran
untuk mengecup tangannya. Namun Pangeran menginginkan Burung Layang mengecup
dibibirnya. Burung Layang pun mengecupnya dan berkata bahwa ia sangat
menyayanginya. Pangeran Bahagia pun mengatakan hal yang sama. Setelah itu
Burung Layang terjatuh dan tergeletak di kaki Pangeran Bahagia. Burung Layang
itu telah mati.
Cuaca pun bertambah dingin. Tak lama
kemudian, terdengar retakan dari dalam patung Pangeran Bahagia. Setelah
ditelusuri, bunyi itu berasal dari hati Pangeran Bahagia yang terbuat dari
timah.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK :
1. Tema (Theme):
Cerita The Happy
Prince menceritakan tentang kehidupan sosial yang terjadi di kota besar.
2. Tokoh (Character):
Primer :
Pangeran
Bahagia, Burung Layang
Sekunder :
Dewan
kota, Walikota, Ahli Matematika, seorang Ibu, anak-anak sosialis, Alang-alang,
teman-teman Burung Layang, Ahli Ilmu Burung, wanita penjahit, anak laki-laki
yang sakit, seorang pemuda, gadis kecil, sepasang kekasih, seorang penjaga, dua
anak laki-laki jalanan, pengawas kerja, Ahli Seni, God dan Angels.
3. Penokohan (Characteristic) :
Protagonis :
Pangeran
Bahagia, Burung Layang, wanita penjahit, anak laki-laki yang sakit, seorang
pemuda, gadis kecil, dua anak laki-laki jalanan, God dan Angels.
Antagonis :
Dewan
kota, Walikota, Alang-alang, teman-teman Burung Layang, seorang penjaga,
pengawas kerja, Ahli Seni.
Tritagonis :
Seorang
Ibu, anak-anak sosialis, seorang lelaki, Ahli Ilmu Burung, Ahli Matematika,
sepasang kekasih.
4. Latar Cerita (Setting) :
Tempat (place) :
Kota, istana,
sungai, pelabuhan, alun-alun, rumah kumuh, loteng, bawah jembatan, jalan raya,
perapian.
Waktu (time) :
Musim
semi, musim panas, musim dingin.
5.Alur (Plot) :
Cerita ini
menggunakan alur maju dengan menceritakan Pangeran Bahagia yang pernah hidup
lalu meninggal dan diabadikan menjadi sebuah patung.
6. Sudut Pandang (Point of View):
Cerita ini
menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan menyebutkan nama tokoh.
7. Amanat (Messages):
- Berbagilah
kebahagiaan pada semua orang
- Tak
semua harapan sebanding dengan kenyataan
-
Tidak boleh bersifat angkuh
Kelebihan (Advantages):
Cerita
ini memberikan pesan yang sangat dalam tentang berbagi sesama manusia tanpa
memandang status.
Kekurangan (Disadvantages):
Kata-kata
yang digunakan terkadang tidak dapat dipahami.
Kesimpulan (Summary):
Cerita ini
sangat bagus untuk dibaca oleh setiap kalangan. Dari cerita ini kita dapat
mengambil pesan untuk diaplikasikan dalam hidup sehari-hari.
Quotes :
-
"I will stay with you always" (Aku akan selalu bersamamu) - Burung
Layang. hal. 17
-
"You tell me of marvellous things, but more marvellous than anything is
the suffering of men and women. There is no Mystery so great as Misery."
(Kau menceritakanku hal-hal yang mengagumkan, tapi lebih manggumkan dari semuanya
adalah orang-orang yang berusaha
bertahan untuk hidup. Tidak ada misteri sebesar penderitaan) - Pangeran
Bahagia. hal. 18
Kak buat yang analisis cerprn yang selanjutnya mana kak?
BalasHapusWah... Saya senang sekali dengan ceritanya. Terimakasih telah membagikannya
BalasHapusAku lihat ceritanya karena dijadiin lagu iz*one violeta dan ceritanya bagus
BalasHapusKira² beli buku aslinya dimana ya kak? Rekomendasiin dong😁
BalasHapusTerima kasih review ceritanya. Albert Einsten pernah ditanya bagaimana supaya pintar?, dia menjawab banyak membaca cerita fiksi. Kenapa cerita fiksi? karena dengan itulah akan membawa pesan moral, etika, toleransi, kasih sayang ,kepedulian, kepahlawanan, dll. Semakin banyak Anda mereview cerita2 fiksi disini maka semakin banyak yang tergerak hatinya untuk berbuat baik seperti tokoh protogonis yang ada dalam cerita. Thanks
BalasHapus