Viewers

20,086

Kamis, 24 Agustus 2017

Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono






AKU INGIN
Karya : Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintai dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintai dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada.



                Ini postingan pertama saya tentang puisi. Saya ingin mencoba ‘mengorek’ lebih dalam tentang puisi-puisi yang pernah saya baca. Btw, apa sih puisi itu ? apakah hanya serangkaian kata-kata yang  indah ? atau hanya sebuah bentuk ekspresi yang dituangkan ke dalam tulisan ? hmm.. sampai saat ini pun makna puisi itu sendiri tidak dapat di artikan secara tepat karena penyair atau pun pembaca memiliki pandangan yang berbeda dalam menyikapi arti kata puisi itu sendiri.

          Puisi diatas adalah salah satu puisi favoritku. Puisi ini lah yang pertama kali membuat saya jatuh hati dan berlanjut untuk membaca puisi-puisi yang lainnya hingga saat ini. Postingan pertama untuk puisi yang pertama dibaca. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan postingan ini.

          Baiklah, langsung saja kita mulai ‘korek-korek’ puisinya. Namun sebelumnya, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki cara untuk mengapresiasi sebuah karya, begitu pun dengan saya yang akan mengapresiasi puisi tersebut menurut interpretasi saya sendiri. Jadi, jika ada yang berbeda pendapat dengan makna yang akan saya jabarkan, tidak apa-apa. Bahkan mungkin interpretasi yang saya ungkapkan berbeda dengan penyairnya langsung, karena puisi itu berkaitan dengan perasaan. Beda orang, beda rasa.


          Puisi diatas terdiri dari dua bait. Dengan masing-masing bait berisi tiga larik. Mengenai judulnya “Aku Ingin” menunjukan sebuah rasa ingin memiliki sesuatu yang terpendam.

          Larik pertama “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”, penyair seperti menginginkan seseorang menjadi miliknya dengan mencintainya apa adanya, tanpa dibuat-buat dan tanpa syarat. Disusul dengan kalimat “dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.” Kalimat tersebut seolah menunjukkan bahwa penyair ingin mengungkapkan perasaannya namun terhalan oleh sesuatu. Kalau di ‘korek’ secara kata seperti “kayu” dan “api” sangat lah dekat. Kayu tidak akan menjadi abu jika tidak ada perantara api. Ibaratnya sang penyair itu kayu, sedangkan orang yang dicintainya itu api. Penyair mencoba mengungkapkannya namun ketika ia berdekatan dengan orang yang ia sukai, seolah sulit untuk mengungkapkan rasa itu sendiri.

          Pada bait kedua ditegas kan kembali “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” seolah kali ini penyair benar-benar akan mengungkapkannya. Lalu disusul dengan kalimat “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan kayu kepada hujan yang menjadikannya tiada.” Kalimat ini seolah menunjukkan penyair pada saat itu juga akan mengutarakan perasaannya. Namun karena orang yang dicintainya sudah memiliki tambatan hati, ia pun sudah terlambat memberitahu perasaannya pada orang yang ia cintai.


          Yup! Itu lah hasil interpretasi saya. Semoga bermanfaat dan nantikan ‘korek-korek’ puisi selanjutnya ya! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar