Viewers

Kamis, 24 Agustus 2017

Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono






AKU INGIN
Karya : Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintai dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintai dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada.



                Ini postingan pertama saya tentang puisi. Saya ingin mencoba ‘mengorek’ lebih dalam tentang puisi-puisi yang pernah saya baca. Btw, apa sih puisi itu ? apakah hanya serangkaian kata-kata yang  indah ? atau hanya sebuah bentuk ekspresi yang dituangkan ke dalam tulisan ? hmm.. sampai saat ini pun makna puisi itu sendiri tidak dapat di artikan secara tepat karena penyair atau pun pembaca memiliki pandangan yang berbeda dalam menyikapi arti kata puisi itu sendiri.

          Puisi diatas adalah salah satu puisi favoritku. Puisi ini lah yang pertama kali membuat saya jatuh hati dan berlanjut untuk membaca puisi-puisi yang lainnya hingga saat ini. Postingan pertama untuk puisi yang pertama dibaca. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan postingan ini.

          Baiklah, langsung saja kita mulai ‘korek-korek’ puisinya. Namun sebelumnya, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki cara untuk mengapresiasi sebuah karya, begitu pun dengan saya yang akan mengapresiasi puisi tersebut menurut interpretasi saya sendiri. Jadi, jika ada yang berbeda pendapat dengan makna yang akan saya jabarkan, tidak apa-apa. Bahkan mungkin interpretasi yang saya ungkapkan berbeda dengan penyairnya langsung, karena puisi itu berkaitan dengan perasaan. Beda orang, beda rasa.


          Puisi diatas terdiri dari dua bait. Dengan masing-masing bait berisi tiga larik. Mengenai judulnya “Aku Ingin” menunjukan sebuah rasa ingin memiliki sesuatu yang terpendam.

          Larik pertama “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”, penyair seperti menginginkan seseorang menjadi miliknya dengan mencintainya apa adanya, tanpa dibuat-buat dan tanpa syarat. Disusul dengan kalimat “dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.” Kalimat tersebut seolah menunjukkan bahwa penyair ingin mengungkapkan perasaannya namun terhalan oleh sesuatu. Kalau di ‘korek’ secara kata seperti “kayu” dan “api” sangat lah dekat. Kayu tidak akan menjadi abu jika tidak ada perantara api. Ibaratnya sang penyair itu kayu, sedangkan orang yang dicintainya itu api. Penyair mencoba mengungkapkannya namun ketika ia berdekatan dengan orang yang ia sukai, seolah sulit untuk mengungkapkan rasa itu sendiri.

          Pada bait kedua ditegas kan kembali “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” seolah kali ini penyair benar-benar akan mengungkapkannya. Lalu disusul dengan kalimat “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan kayu kepada hujan yang menjadikannya tiada.” Kalimat ini seolah menunjukkan penyair pada saat itu juga akan mengutarakan perasaannya. Namun karena orang yang dicintainya sudah memiliki tambatan hati, ia pun sudah terlambat memberitahu perasaannya pada orang yang ia cintai.


          Yup! Itu lah hasil interpretasi saya. Semoga bermanfaat dan nantikan ‘korek-korek’ puisi selanjutnya ya! 

Sabtu, 01 Juli 2017

RASUK - RISA SARASWATI


Judul                :  Rasuk
Penulis             :  Risa Saraswati
Bahasa             :  Indonesia
Penyunting      :  Syafial Rustama & Funny D.R.W
Penerbit           :  Bukune
Kota Terbit      :  Jakarta
Tebal buku      :  332 halaman; 14x20cm
Genre              :  Horror
ISBN               :  978-602-220-166-3
           
            Risa Saraswati ini salah satu penulis bergenre horror kesukaanku hehe. Semua cerita yang ia berikan menggunakan bahasa yang enak buat dibaca. Makanya gak heran, setiap baca novel buatannya selalu nagih dibaca ampe habis  hari itu juga. Nah, bagi para pencinta novel horror, mungkin novel berjudul 'Rasuk' ini bisa dimasukkan ke dalam daftar bacaan kamu. Alur ceritanya sangat jelas jadi bisa membuat pembaca ikut membayangkan dirinya berada dalam cerita ini. 


REVIEW STORY

            Novel Rasuk ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Langgir Janaka yang bergaya tomboy. Ia selalu merasa  hidupnya tak bahagia lantaran Ibunya yang biasa ia panggil Ambu selalu menyalahkan dirinya atas kematian suaminya. Padahal sebenarnya Langgir pun tak ingin itu terjadi karena ia sangat dekat dengan Ayahnya. Abah, begitu sapaannya selalu bisa membuat dirinya nyaman. Mereka selalu menghabiskan waktu berdua untuk mendaki gunung. Namun suatu hari saat hari kenaikan kelas tiba, Abah Langgir mengalami kecelakaan motor saat menuju ke sekolah Langgir. Hal itulah yang lantas membuat Langgir menjadi bulan-bulanan Ambunya.

            Di sisi lain, Langgir memiliki tiga sahabat yang sangat menyayanginya, Langgir pun sebaliknya. Namun Langgir  tetap merasa iri dengan kehidupan ketiga sahabatnya itu. Langgir melihat ketiga sahabatnya memiliki kebahagiaan yang sempurna. Sekar Tanjung yang diangkat menjadi anak orang kaya berumah bak istana dan selalu mendapat perhatian penuh dari orang tua asuhnya. Lintang Kasih, pun tak kalah kaya dan bergelimang harta. Lintang selalu berpergian ke luar negeri bersama Ayahnya. Dan Fransisca Inggrid si cantik blasteran Jerman yang selalu mendapat perhatian dari para pria yang melihatnya. Bagi Langgir ini tidaklah adil. Ia pun selalu mengutuk hidupnya dan berpikir Tuhan tak sayang padanya!

            Hingga suatu hari mereka berempat pergi berlibur ke suatu tempat yang bernama 'Karma Rajani'. Konon tempat ini sangat mistis. Awalnya Langgir menolak karena tidak tertarik sama sekali dengan tempat itu. Pertengkaran dengan Ambunya lah yang membuat dirinya mengubah keputusan untuk ikut bersama ketiga sahabatnya.

             Hari itu pun tiba, mereka berempat pergi ke tempat itu. Langgir berharap dengan pergi ke sana dapat menenangkan pikirannya dari semua masalah yang ia miliki. Namun harapan Langgir sirna, justru ia merasa sangat kecewa dengan salah satu sahabatnya, Fransisca Inggrid dengan menggerutu bahwa Langgir hanya membuat suasana liburan tak menyenangkan lantaran Langgir tak ingin bercerita perihal masalah yang  melandanya dan marah jika ditanya tentang itu. Langgir yang mendengarkan dari balik pintu pun tersulut emosi lalu bergegas memasukkan baju miliknya ke dalam ransel. Langgir menendang pintu dan pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan ketiga sahabatnya. Inggrid yang mengetahui hal ini, merasa bersalah atas ucapannya tersebut.
  
            Langgir terus berlari tanpa tujuan. Ia tak tahu harus kemana. Sejauh kaki melangkah ternyata ia masuk ke dalam hutan. Tiba-tiba tanpa sepengetahuannya, ia terpelosok ke dalam lubang. Langgir pun meminta tolong. Kemudian datanglah seorang lelaki paruh baya yang melihatnya di dalam lubang itu.  Langgir memintanya untuk menolong dirinya namun lelaki itu hanya menatapnya dengan kosong lalu ia pergi. Langgir sangat kecewa dengannya. Tak lama kemudian lelaki itu datang kembali. Langgir mengira dia akan menolongnya namun apa yang dilakukan lelaki itu ? Lelaki itu melempari Langgir dengan banyak kalajengking dan bekata "Makanlah hahaha". Langgir tak mengerti maksud si lelaki itu. Kalajengking itu pun menggigit Langgir hingga tak sadarkan diri.

            Setelah tertidur cukup lama, Langgir membuka matanya. Ia sudah berada di rumah sakit. Dilihat disampingnya ada Sekar Tanjung, lalu Langgir bertanya "Aku ada dimana ?"
            "Kamu ada di rumah sakit, Lintang" jawab Sekar.
            Langgir tak mengerti mengapa Sekar memanggilnya dengan nama Lintang. Ia merasa ada yang tidak beres. Langgir merasa badannya agak aneh. Setelah ia berkaca, ternyata tubuhnya yang sekarang bukanlah tubuh Langgir. Dia merasuki tubuh Lintang. Bagaimana bisa ? Ia pun mencari tahu mengapa ini bisa terjadi.

            Langgir menjalani hidupnya sebagai Lintang. Ini kesempatannya untuk merasakan hidup mewah dan bahagia ala Lintang. Selama bersahabat dengan Lintang, Langgir dan yang lainnya tak pernah diizinkan untuk memasuki kamar Lintang. Ini merupakan kesempatan emas untuk mengetahui isi kamar Lintang. Langgir membayangkan dikamar tersebut berisi barang-barang mewah yang selalu dibelinya di luar negeri. Namun diluar dugaan ketika Langgir memasuki kamar Lintang, ternyata berisi ruangan yang diubah persis seperti rumah sakit. Lintang yang mempunyai penyakit kelainan jantung harus mendekam dikamar seperti ini. Langgir pun menyadari, selama ini Lintang sering berpergian ke luar negeri bukan untuk berlibur melainkan untuk mencari pendonor jantung yang bersedia memberi jantungnya untuk melanjutkan hidupnya. Langgir pun tak pernah menyangka akan hal ini.

            Dalam cerita ini, tak hanya tubuh Lintang yang dirasuki oleh roh Langgir. Sekar Tanjung, Fransisca Inggrid, Isabella Sanchez (adik Inggrid), Borneo (adik Langgir), bahkan pembantu yang mengasuh Borneo pun dirasuki. Bukan tanpa sebab, ada sesuatu yang harus Langgir ketahui dibalik 'Kebahagiaan' orang-orang yang Langgir irikan hingga ia seharusnya mensyukuri hidupnya sendiri. Mungkin ini cara Tuhan untuk menegur Langgir.

Namun, apakah Langgir akan kembali pada tubuhnya seperti semula ? buat kamu yang penasaran dengan lanjutan ceritanya, yuk dibaca! :)



Minggu, 05 Maret 2017

THE HAPPY PRINCE - OSCAR WILDE


Judul              : The Happy Prince
Penulis           : Oscar Wilde
Bahasa           : Inggris
Penyunting    : Nina Andiana
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit    : Jakarta
Tebal buku    : 136 halaman; 18 cm
Jenis              : Fiksi
ISBN             : 9786020335636

          The Happy Prince and Other Tales merupakan kumpulan cerpen yang dibuat oleh Oscar Wilde dan dipublikasikan pertama kali pada bulan Mei 1888. Di dalam buku ini ada lima cerpen yaitu The Happy Prince, The Nightingale and the Rose, The Selfish Giant, The Devoted Friend, and The Remarkable Rocket.
          Aku akan mereview ceritanya satu persatu. Cerita yang pertama yaitu The Happy Prince, sesuai dengan judulnya. Btw, cerita ini sangat menyentuh hatiku :") selama baca ceritanya, gak kerasa netesin air mata. Entahlah, begitu banyak pesan yang tersirat didalamnya.

          Ohiya fyi nih, buku ini berbahasa Inggris. Sengaja beli biar sekalian melatih bahasa Inggrisku hehe.

REVIEW STORY :

          The Happy Prince menceritakan sebuah patung Pangeran Bahagia dan seekor Burung Layang yang ditinggal teman-temannya saat pergi ke Mesir. Dahulu, Pangeran Bahagia hidup dalam sebuah istana berdinding tinggi. Ia tak pernah tahu keadaan diluar sana. Ia hanya menghabiskan waktu di taman istana dengan teman-temannya. Pangeran Bahagia, itulah julukan yang diberikan padanya. Hidupnya selalu diberikan kebahagiaan.

          Waktu pun berlalu, Pangeran Bahagia pun meninggal dunia. Ia diabadikan menjadi sebuah patung yang sangat tinggi dikotanya. Patung Pangeran Bahagia terbuat dari lapisan emas murni, matanya dari batu safir, gagang pedangnya diberi sebuah batu merah delima namun hatinya terbuat dari timah.
Suatu malam, ada seekor Burung Layang yang berteduh dibawah kakinya. Pada malam itu juga patung Pangeran Bahagia meneteskan air mata. Burung Layang pun menyadarinya dan berbicara padanya. Pangeran Bahagia pun menceritakan keburukan dan penderitaan kotanya.

          Ia menceritakan disebuah gang kecil ada sebuah rumah kumuh yang didalamnya terdapat seorang penjahit wanita dan anak laki-lakinya yang sedang sakit. Anak itu menginginkan buah jeruk namun Ibunya tak memiliki apapun untuk diberikan padanya.
          Kemudian sang Pangeran meminta Burung Layang mengambil batu merah delima yang berada di gagang pedangnya. Awalnya Burung Layang itu menolak, namun Pangeran terus membujuknya dan ia pun akhirnya memenuhi perintahnya.

          Burung Layang mengambil batu merah delima itu dan segera terbang ke rumah kumuh untuk memberikan batu merah delimanya pada penjahit wanita.
Burung Layang kembali pada Pangeran Bahagia dan pamit pergi ke Mesir untuk menyusul teman-temannya. Namun Pangeran Bahagia menahannya dan meminta dirinya untuk tinggal satu hari lagi dengannya. Burung Layang pun menuruti permintaanya.   

          Pangeran Bahagia bercerita bahwa diseberang kota sana ada sebuah loteng dan didalamnya terdapat seorang pemuda tertidur dengan ditutupi kertas dan disampingnya ada seikat bunga violet layu. Ia sedang menyelesaikan skenario sebuah teater. Pemuda itu terlihat sangat lelah.

          Pangeran Bahagia meminta Burung Layang untuk mencopot salah satu matanya. Burung Layang pun mentaati permintaannya. Ia mencopot salah satu mata Pangeran Bahagia yang terbuat dari batu safir. Lalu Burung Layang pergi ke loteng anak muda itu dan meletakkan batu safir itu di atas bunga violet layunya.
Pemuda itu pun terbangun dan terkejut melihatnya. Ia menganggap batu itu dari seorang penggemar rahasianya dan merasa sangat dihargai. Ia pun menjadi semangat untuk menyelesaikan pekerjaannya.
         
          Kemudian Burung Layang pamit kembali untuk pergi ke Mesir dan Pangeran Bahagia pun memintanya untuk tinggal sehari lagi. Burung Layang mematuhinya. Lalu Pangeran Bahagia bercerita bahwa ada seorang gadis kecil yang berjualan korek api di alun-alun kota. Namun semua korek apinya terjatuh ke dalam selokan. Gadis itu pun menangis karena jika ia tak membawa uang ke rumahnya, Ayahnya akan memukulnya. Pangeran Bahagia meminta Burung Layang untuk mencopot matanya lagi agar dapat diberikan pada gadis kecil itu. Burung Layang menolaknya. Jika ia melakukan itu, Pangeran Bahagia akan menjadi buta. Pangeran bahagia terus meminta Burung Layang melakukannya. Burung Layang pun mentaatinya. Ia mencopot mata Pangeran Bahagia dan terbang melesat ke gadis kecil itu dan meletakkan batu safir itu pada telapak tangannya. Gadis kecil itu pun terlihat bahagia dan pulang ke rumahnya.

          Burung Layang kembali pada Pangeran Bahagia. Sang Pangeran bertanya padanya tentang kepergiannya ke Mesir. Pangeran telah mengizinkannya pergi namun Burung Layang menolaknya karena Pangeran Bahagia telah buta dan ia akan tetap menemaninya. Burung Layang menceritakan apa yang ia lihat selama terbang jauh. Cerita-ceritanya sangat mengagumkan. Mendengar cerita Burung Layang, Pangeran Bahagia menyuruhnya untuk mengelilingi kota agar ia dapat melihat apa yang terjadi di kota itu. Burung Layang pun mengikuti perintahnya. Ia terbang mengelilingi kota dan melihat keadaan kota itu dari kejauhan.
Saat ia terbang, ia melihat dua anak laki-laki sedang terbaring di bawah jembatan. Mereka saling berdekapan agar tetap hangat. Mereka tampak kelaparan. Kemudian ada seorang penjaga mengusir mereka.

          Burung Layang kembali pada Pangeran Bahagia dan menceritakan apa yang telah ia lihat. Kemudian Pangeran Bahagia memintanya agar memberikan balutan emas murni yang melapisi dirinya. Burung Layang pun melaksanakannya dan memberikan emas murni itu pada anak-anak kecil yang kelaparan. Anak-anak itu pun bahagia karena dapat membeli sebuah makanan.

          Musim dingin tiba. Burung Layang merasa sangat kedinginan. Ia mencoba menghangatkan dirinya dalam rempah-rempah yang ia ambil dari rumah seorang tukang roti. Burung Layang terbang ke pundak Pangeran Bahagia dan berkata bahwa ia akan segera pergi. Pangeran Bahagia pun senang karena Burung Layang akan pergi ke Mesir. Tetapi kepergian yang dimaksud Burung Layang bukanlah ke Mesir melainkan ia akan pergi untuk selama-lamanya.

          Burung Layang meminta izin Pangeran untuk mengecup tangannya. Namun Pangeran menginginkan Burung Layang mengecup dibibirnya. Burung Layang pun mengecupnya dan berkata bahwa ia sangat menyayanginya. Pangeran Bahagia pun mengatakan hal yang sama. Setelah itu Burung Layang terjatuh dan tergeletak di kaki Pangeran Bahagia. Burung Layang itu telah mati.

          Cuaca pun bertambah dingin. Tak lama kemudian, terdengar retakan dari dalam patung Pangeran Bahagia. Setelah ditelusuri, bunyi itu berasal dari hati Pangeran Bahagia yang terbuat dari timah.


UNSUR-UNSUR INTRINSIK :

1. Tema (Theme):

Cerita The Happy Prince menceritakan tentang kehidupan sosial yang terjadi di kota besar.

2. Tokoh (Character):

Primer :
Pangeran Bahagia, Burung Layang

Sekunder :
Dewan kota, Walikota, Ahli Matematika, seorang Ibu, anak-anak sosialis, Alang-alang, teman-teman Burung Layang, Ahli Ilmu Burung, wanita penjahit, anak laki-laki yang sakit, seorang pemuda, gadis kecil, sepasang kekasih, seorang penjaga, dua anak laki-laki jalanan, pengawas kerja, Ahli Seni, God dan Angels.

3. Penokohan (Characteristic) :

Protagonis :
Pangeran Bahagia, Burung Layang, wanita penjahit, anak laki-laki yang sakit, seorang pemuda, gadis kecil, dua anak laki-laki jalanan, God dan Angels.

Antagonis :
Dewan kota, Walikota, Alang-alang, teman-teman Burung Layang, seorang penjaga, pengawas kerja, Ahli Seni.

Tritagonis :
Seorang Ibu, anak-anak sosialis, seorang lelaki, Ahli Ilmu Burung, Ahli Matematika, sepasang kekasih.

4. Latar Cerita (Setting) :

Tempat (place) :
Kota, istana, sungai, pelabuhan, alun-alun, rumah kumuh, loteng, bawah jembatan, jalan raya, perapian.

Waktu (time) :
Musim semi, musim panas, musim dingin.

5.Alur (Plot) :

Cerita ini menggunakan alur maju dengan menceritakan Pangeran Bahagia yang pernah hidup lalu meninggal dan diabadikan menjadi sebuah patung.

6. Sudut Pandang (Point of View):

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan menyebutkan nama tokoh.

7. Amanat (Messages):

- Berbagilah kebahagiaan pada semua orang
- Tak semua harapan sebanding dengan kenyataan
- Tidak boleh bersifat angkuh

Kelebihan (Advantages):
Cerita ini memberikan pesan yang sangat dalam tentang berbagi sesama manusia tanpa memandang status.

Kekurangan (Disadvantages):
Kata-kata yang digunakan terkadang tidak dapat dipahami.

Kesimpulan (Summary):
Cerita ini sangat bagus untuk dibaca oleh setiap kalangan. Dari cerita ini kita dapat mengambil pesan untuk diaplikasikan dalam hidup sehari-hari.

Quotes :
- "I will stay with you always" (Aku akan selalu bersamamu) - Burung Layang. hal. 17
- "You tell me of marvellous things, but more marvellous than anything is the suffering of men and women. There is no Mystery so great as Misery." (Kau menceritakanku hal-hal yang mengagumkan, tapi lebih manggumkan dari semuanya  adalah orang-orang yang berusaha bertahan untuk hidup. Tidak ada misteri sebesar penderitaan) - Pangeran Bahagia. hal. 18

Minggu, 12 Februari 2017

Pengagum Rahasia

Sejuk melihat senyummu
Bahagia dapat menatapmu
Inginku bertutur sapa denganmu
Namun rasaku tak mampu

Bila kau berlalu di depanku
Akan kuhentikan langkahmu
Agar langkahku dapat bersanding denganmu
Namun semua itu hanya khayalku

Menutup diri seperti bunga malu dihadapanmu
Akan merekah seperti bunga mawar bila kau sudah menjauh
Gugur seperti daun bila kau sadar kehadiranku


Senyap

Ingin berteriak..
Namun tak terdengar

Ingin diam..
Namun tersiksa

Ingin marah..
Namun pada siapa ?

Hanya ada keheningan disini
Mencoba rasuki jiwa yang letih
Hati yang perih dan bersuara lirih


Sabtu, 11 Februari 2017

Rumah Abadi

Setiap sore,
Sering ku lewati gundukan tanah berkepala nisan
Terpaku di pesimpangan jalan

Mereka,
berbaris rapih bagai pasukan yang hendak perang

Pikirku menerawang,
Suatu hari kau akan berada di dalam sana
Ikut berbaris diantara mereka

Kau terlihat sama
Hanya namamu yang berbeda

Siap kah mengisi rumah abadimu ?
Sedang kau masih terhanyut dalam duniamu

Apa yang kau bawa kelak ?
Hanya kain putih tanpa akhlak ?
Rumah mu nanti hanya sepetak
Masih ingin merasa congkak ?
Hanya Tuhanmu yang dapat berkehendak




BOUND - OKKY MADASARI


Judul                     : Bound
Judul asli              : Pasung Jiwa (2013)
Penulis                  : Okky Madasari
Penyunting           : Anastasia Mustika Widjaja
Penerjemah           : Nurhayat Idriyanto Mohamed
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit           : Jakarta
Tahun Terbit        : 2014
Tebal buku           : 280 halaman; 20cm
Jenis                     : Fiksi
ISBN                    : 978602030534

          Bound merupakan terjemahan novel Pasung Jiwa dari seorang penulis Okky Madasari. Well, sebenarnya baru pertama kali sih baca novel Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. So far, this is really good. Terjemahannya gak bikin pusing hehe. Oh, ya.. novel ini memiliki dua sudut pandang dari dua karakter yang berbeda. Mereka mencari kebebasan dari semua batasan.

REVIEW STORY :

SASANA

          Cerita ini di awali oleh Sasana kecil yang di berikan kurus les piano oleh orang tuanya. Titik jenuh pun mengampiri Sasana hingga ia menemukan sebuah pertunjukan dangdut di desa. Sasana pun menghampiri dan ikut larut dalam pertunjukan itu. Lagu pertama yang ia dengar adalah Terajana - Rhoma Irama. Dari sana lah ia mulai menyukai dangdut. Orang tuanya yang mengetahui hal ini marah kepadanya. Sasana dilarang untuk keluar rumah agar tak dapat mendatangi pertunjukkan dangdut tetapi hasrat penyuka dangdut dalam dirinya tak dapat di pendam. Ia selalu mencari cara agar tetap bisa menikmati lagu dangdut.
Suatu hari ia mendengar sebuah lagu Darah Muda - Rhoma Irama di radio dari dalam kamar pembantunya, Mbak Minah. Lagu tersebut membuat Sasana bergoyang seperti saat ia di pertunjukkan dangdut lalu. Mengetahui hal tersebut Mbak Minah sempat memarahinya namun Sasana tidak mendengarkannya dan membawa radio itu ke kamarnya.

          Beranjak masuk SMA ia di masukan ke sebuah sekolah Katolik. Orang tua Sasana menginginkan ia menjadi anak yang lebih relijius. Selama bersekolah disana, Ia tak pernah tahu siapa nama teman sekelas atau pun gurunya.
Ketika ia berjalan dekat perpustakaan, segerombolan lima anak laki-laki menghampirinya. Sasana tidak mengenal mereka. Mereka membawa Sasana ke toilet yang terletak di belakang sekolah dimana tempat tersebut jauh dari jangkauan siapa pun.
          Sasana mendapat perlakuan kurang manusiawi oleh ke lima anak laki-laki tersebut. Bersamaan dengan perlakuan tersebut, salah satu anak laki-laki itu memaksa Sasana untuk bergabung ke dalam kelompok mereka. Sasana tak dapat melakukan apa pun, akhirnya ia pun mengikuti apa yang mereka minta dan saat itu juga Sasana masuk ke geng mereka.
         
          Setelah masuk ke Dark Gang, penderitaan Sasana belum lah selesai. Sasana harus menyetorkan uang jajannya sebesar lima ribu rupiah kepada mereka, jika tak diberikan maka mereka akan melakukan hal yang sama ketika di toilet lalu. Hingga suatu saat, Sasana mendapat perlakuan yang sama. Kali ini Dark Gang tak hanya meminta uangnya namun juga mengambil semua yang mereka suka dari dalam tas miliknya. Sasana pulang dengan berlumuran darah. Ibunya yang mengetahui hal ini langsung menelpon Ayahnya. Setelah sampai di rumah Ayahnya menduga bahwa Sasana berkelahi. Sasana yang sudah tak tahan atas tuduhan tersebut akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan yang sebenarnya.
         
          Setelah lulus dari SMA, Sasana melanjutkan ke perguruan tinggi di Malang. Sama seperti masa SMAnya, ia tak pernah mengenal teman sekampusnya. Sasana lebih banyak menghabiskan waktu dengan Cak Jek. Mereka berkenalan di sebuah kedai kopi dekat kosan Sasana. Dari sana lah mereka mulai mengamen bersama di kedai kopi yang dimiliki oleh Cak Man. Cak Jek memetik gitar sedangkan Sasana bernyanyi dangdut. Sejak saat itu pula Sasana berganti nama menjadi Sasa. Mereka ingin menjadi pengamen profesional. Setiap hari mereka memperbaiki penampilan hingga banyak orang menyukai mereka.

          Suatu hari Cak Man bercerita pada Sasa dan Cak Jek mengenai hilangnya adiknya yang bekerja di Sidoarjo, Marsini. Cak Man sangat sedih karena ia sangat menyayangi adiknya tersebut. Sasa dan Cak Jek pun mengusulkan untuk berdemo ke tempat Marsini bekerja. Semua rencana pun di persiapkan. Sebelumnya mereka mengumpulkan orang-orang untuk berdemo yaitu Memed, Leman dan sekelompok anak punk, Marjinal.

          Hari itu pun tiba. Mereka ke Sidoarjo dengan menumpangi bus. Peralatan demo seperti poster & banner telah dipersiapkan. Siang hari demo dilaksanakan. Mereka berdemo ditengah jalan dekat pabrik tersebut. Security pabrik itu pun meminta mereka untuk bubar namun mereka tak menghiraukannya.
Datanglah beberapa polisi dan tentara. Mereka pun berhasil dibubarkan dan dibawa ke suatu tempat. Di tempat itu, Sasa mendapatkan perlakuan asusila setelah itu mereka membuang Sasa diperbatasan militer. Sejak saat itu Sasa mendapat tekanan jiwa. Ia selalu mengingat perlakuan oknum yang tak bertanggung jawab itu. Ibunya Sasa mengira bahwa anaknya sudah tak waras hingga Sasa pun di masukkan ke rumah sakit jiwa.

          Selama di RSJ, Sasa selalu merenung mengapa ia berada disana. Sasa merasa tak merasa gila. Lalu ia dipertemukan seorang teman bernama Banua. Banua sering bercerita pada Sasa bahwa ia ingin bebas. Hinggu suatu hari Banua ditemukan tewas karena bunuh diri. Sasa pun mengerti arti kebebasan Banua. Disana, ia pun bertemu Masita, seorang suster yang sedang magang. Entah mengapa, Sasa merasa nyaman saat berdekatan dengannya. Masita menjadi satu-satunya orang yang di percaya oleh Sasa. Masita pun percaya bahwa Sasa tidak lah gila hingga suatu saat ia menyuruhkan Sasa melarikan diri dari RSJ bersama teman-temannya.

          Setelah melarikan diri dari rumah sakit, Sasana kembali ke Malang untuk mencari Cak Jek, Memed dan Leman. Ia mengunjungi tempat kedai kopi milik Cak Man. Namun, tempat itu sudah berubah menjadi sebuah rumah. Salah satu tetangganya mengatakan bahwa Cak Man tidak pernah kembali sejak mencari adiknya.

          Pada saat itu juga, Sasana mulai mengamen seorang diri. Ia mencoba mewujudkan impian tertunda Cak Jek yaitu menjadi seorang artis yang profesional. Sasana tinggal berpindah-pindah tempat seperti masjid, di bawah pohon dan kadang menyelinap masuk ke universitas untuk mencari tempat terpencil dimana ia bisa beristirahat sejenak.

CAK JEK

          Setelah lama melaut, Jaka memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan mencari pekerjaan yang lebih layak tetapi ia tak ingin bekerja di pabrik kembali seperti di Batam. Jaka beristirahat sejenak di sebusah pos penjagaan. Saat ia terbangun terdapat 7 lekaki dan mereka menawarkan Jaka untuk bekerja. Jaka pun mengiyakan tawaran tersebut tanpa tahu apa yang harus ia kerjakan.
Setelah tiga bulan bekerja di Jakarta, Jaka memutuskan untuk pulang ke Malang menemui Ibunya. Namun sampai sana, ia mendapat kabar buruk bahwa Ibunya telah meninggal dunia dan rumah yang ia tempati diambil alih oleh seorang rentenir karna Ibunya tak bisa membayar hutang. Jek pun marah dan berniat membalas dendam pada rentenir itu. Ia menghubungi teman kerjanya yang berada di Malang. Ia meminta bantuan untuk merebut rumah itu kembali dari tangan rentenir. Jaka pun memutuskan untuk menetap di sana.

SASANA
          Sasa kembali ke Jakarta. Ia mengunjungi rumahnya namun Ayahnya tidak menerimanya dan Sasa pun memutuskan untuk pergi kembali. Di samping itu, Ibunya memutuskan memilih tinggal bersama Sasa. Mereka menyewa rumah. Selama tinggal bersama Ibunya, Sasa menceritakan semua yang telah terjadi, begitu pun sebaliknya.
          Ibunya mengusulkan untuk menjadikan Sasa seperti super star. Ia mulai merekam joget Gandrung ala Sasa dan mengirimnya ke media. Tak lama kemudian, gambar Sasa pun mucul di koran. Sejak saat itu ia mendapat tawaran manggung di berbagai kota.

          Pada saat ia manggung di Malang, terjadi kericuhan. Segerombolan pasukan berjubah putih dan berturban kotak merah putih menghancurkan apa yang ada di hadapan mereka. Namun Sasa tak melarikan diri seperti yang dilakukan penonontonnya. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh kelompok itu selanjutnya. Lalu pasukan berjubah itu menghampiri Sasa di atas panggung, ia mulai menyerang Sasa, Sasa pun melawannya. Namun mereka terlalu banyak hingga membuat Sasa kalah. Seketika itu ia melihat seseorang yang ia kenali.
Sasa menjadi terdakwa atas kasus penghinaan agama lewat penampilannya. Ia di hukum tiga tahun penjara.
         
          Setelah sebulan di penjara. Cak Jek menemui Sasa dan meminta maaf atas apa yang dilakukannya. Mereka sempat sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tak lama kemudian mereka menangis mengingat masa-masa mereka mengamen bersama. Cak Jek ingin melepaskan Sasa dari penjara. Ia berbicara dengan pengawas penjara dengan berpura-pura ingin membawa Sasa keluar sebentar untuk menyelidiki kasus yang menimpanya. Pengawas itu pun terpengaruh dan setuju. Mereka dikawal keluar oleh penjaga sampai gerbang. Mereka berdua pun bebas.